Sistem Regulasi
Tubuh
kita dilengkapi dengan organ-organ panca indra, sehingga kita bis amendengar,
mencium, atau mengecap. Dalam melakukan aktivitas kehidupan beberapa organ
tubuh akan bekerja sama dan berkoodinasi. Serangkaian aktivitas tersebut
melibatkan kerja sama antara sistem hormon, saraf, maupun indra yang disebut sistem koordinasi.
I.
SISTEM SARAF MANUSIA
Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari
jutaan sel-sel saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling berhubung untk
persepsi sensor, aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeostatis proses
fisiologis tubuhm serta perkembangan pikiran dan ingatan.
·
Unit
fungsional sistem saraf
·
Neuroglia à kelompok sel yang berperan untuk memberikan nutrisi pada neuron
·
Neuron
terdiri dari :
1.
Badan sel (perikarion)
-
Untuk
mengendalikan metabolisme keseluruhan neuoron
-
Memiliki
nukleus (inti sel) dan nukleoulus menonjol
-
Nukleus
tidak memiliki sentriol sehingga tidak bisa bereplikasi
2.
Dendrit
-
Juluran
sitoplasma yang relatif pendek dan bercanag-cabang
-
Berfungsi
untuk menerima impuls (sinyal) dari sel lain ke badan sel
[ dari luar à badan sel]
[ dari luar à badan sel]
3.
Akson
-
Juluran
sitoplasma yang panjang dan tidak bercanag
-
Berfungsi
untuk meneruskan impuls dari badan sel ke sel neuron /kelenjar/otot [badan sel à luar]
-
Terdiri
dari neurofibril yang dibungkus oleh selubung mielin (substansi lemak)
-
Bagian
akson yang tidak diselubungi mielin dinamakan nodus ranvier (untuk mempercepat jalannya impuls)
-
Selubung
mielin ditutupi rangkaian sel schawn yang
berinti gepeng
·
Jenis
neuron berdasarkan fungsi :
1. Neuron
Sensorik (Aferen)
-
Berfungsi
menghantarkan impuls dari reseptor ke saraf pusat
-
Dendrit
berhubungan pada reseptor, akson berhubungan dengan dendrit neuron lain
2. Neuron
Motorik (Eferen)
-
Berfungsi
menghantarkan impuls dari saraf pusat ke efektor
-
Dendrit
berhubungan dengan akson neuron lain, akson berhubungan dengan efektor
3. Neuron
Penghubung (intermediet/konektor)
-
Berfungsi
untuk menghubungkan neuron satu dengan neuron lainnya
B. Impuls Saraf, Gerak Sadar, dan Refleks
·
Impuls saraf:
rangsangan/pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian
dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut
saraf.
·
Impuls yang
diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor menyebabkan terjadinya
gerakan, yaitu gerak sadar dan gerak refleks.
·
Gerak sadar:
gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
·
Gerak refleks: gerak yang tidak disengaja atau tidak
disadari.
C. Mekanisme Penghantaran Impuls
Penghantaran impuls dalam neuron terjadi secara
konduksi yang melibatkan peran pompa ion dan sebagai berikut:
§ Tahap istirahat (polarisasi): Neuron tidak
menghantarakan impuls. Saluran ion dan tertutup. Keadaan dibagian luar membran
bermuatan positif (+), di bagian permukaan dalam membrane bermuatan negatif (-)
§ Tahap depolarisasi: Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan
berubah. Akibatnya polarisasi membran juga berubah. Polarisasi mengalami
pembalikan pada lokasi tertentu.
§ Tahap repolarisasi: Saluran tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran terbuka sehingga ion keluar dan menyebabkan bagain dalam membrane
bermuatan (-). Jika saluran tertutup relatif lambat dan menyebabkan
keadaan dalam membrane bermuatan lebih (-),
akan kembali ke tahap istirahat.
D. SISTEM
SARAF PUSAT
·
Sistem saraf pusat mengatur seluruh aktivitas tubuh.
·
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang (medulla
spinalis).
·
Pada otak dan medulla spinalis terdapat lapisan pelindung dari jaringan
ikat yaitu meninges.Meninges terdiri dari 3 lapis :
-
Durameter : lapisan terluar tebal & kuat (2 lapisan) yang melekat pada
tulang. Terdapat ruang subdural yang memisahkan durameter & arachonoid
-
Arachonoid : lapisan tengah mengandung sedikit pembuluh darah. Memiliki ruang
subaraknoid berisi cairan serebrospinalis (sebagai bantalan & media
pertukaran nutrient dan zat sisa makanan)
-
Piameter : lapisan terdalam yang halus, tipis, dan mengandung banyak
pembuluh darah serta melekat pada otak
·
Otak maupun medulla spinalis memiliki subtansi abu-abu dan subtansi
putih :
-
Subtansi abu-abu : membentuk bagian luar
(korteks) otak dan bagian dalam medulla spinalis.
-
Subtansi putih : membentuk bagian dalam
otak dan bagian luar medulla spinalis.
·
Sistem saraf pusat tersusun dari :
1. Otak (Ensefalon)
·
Dilindungi oleh tengkorak
·
Tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk
anyaman kompleks
·
Otak terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a.
Otak Besar (Serebrum)
-
Bagian terbesar yang mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak
-
Tersusun dari, subtansi abu-abu : korteks
serebral(lapisan tipis mengandung badan-badan sel saraf) dan subtansi putih
: nucleus basal /ganglia basal(mengandung
serabut saraf berupa dendrit & akson)
-
Otak dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu hemister kanan dan hemister
kiri yang dihubungkan oleh serat pita bernama korpus kalosum.
-
Setiap hemister memiliki fisura
(celah besar) dan sulkus (celah
dangkal)
-
Girus : permukaan jaringan otak
membentuk bulatan yang menonjol
-
Otak terbagi menjadi 3 daerah :
1)
Daerah sensorik ; yang berhubungan dengan penerimaan rangsang dari
reseptor yang terletak di indra
2)
Daerah motorik ; yang berperan untuk merespons rangsang yang sampai ke
otak melalui informasi yang dikirim ke efektor (otot, kelenjar, dan kulit)
3)
Daerah asosiasi ; yang menghubungkan daerah sensorik dan motorik.
Merupakan daerah yang penting dalam proses belajar à berpikir, membuat suatu kesimpulan, menyimpan
ingatan, dan aktivitas yang berhubungan dengan belajar bahasa
-
Otak besar terdiri dari 4 bagian :
1)
Lobus Oksipitalis (bagian belakang) Ã Pusat penglihatan
2)
Lobus Temporal (bagian samping) Ã Pusat pendengaran
3)
Bagian tengah à Pusat pengatur kerja kulit
dan otot terhadap rangsangan panas, dingin, sentuhan, dan tekanan
4)
Antara bagian belakang dan bagian tengah à Pusat perkembangan kecerdasan, ingatan, kemauan, dan
sikap.
-
Otak besar juga dibedakan menjadi :
1)
Lobus Frontalis à berhubungan dengan gerak
otot
2)
Lobus Parietalis à bersifat sensorik yang peka
terhadap perubahan yang menyangkut panas, dingin, tekanan, dan sentuhan kulit.
b. Otak
depan (Diensafalon)
-
Thalamus : berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks
otak besar, serta persepsi rasa sakit dan menyenangkan
-
Hipothalamus :Pusat koordinasi sistem saraf tepi (otonom);
mengatur suhu tubuh, rasa lapar, emosi, kadar air dalam tubuh, kegiatan
produksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah
-
Hipofisis :Pengatur sistem hormon tubuh
c. Otak tengah (Mesenfalon)
-
Bagian otak pendek yang menghubungkan pons dan serebelum dengan
serebrum.
-
Berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks serta meneruskan
informasi penglihatan dan pendengaran
-
Bagian atas dari otak tengah merupakan lobus optik à Pusat refleks mata dan pendengaran (seperti reflex
penyimpatan pupil mata)
-
Otak tengah berhubungan dengan tonus otot (suatu kontraksi sebagian otot
yang berlangsung secara terus menerus) dan posisi tubuh
-
Otak tengah + pons + medulla oblongata = batang otak
d. Otak
Kecil (serebelum)
-
Terletak
di bawah lobus oksipital dan melekat di bagian punggung ats batang otak
-
Berfungsi
sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi otot serta koordinasi gerakan sadar
yang berkaitan dengan keterampilan
e. Jembatan
Varol (Pons Varolli)
-
Serabut
saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kanan dengan bagian kiri, serta
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang
-
Berfungsi
menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum, mengatur frekuensi dan
kekuatan bernapas
f. Sumsum
Lanjutan (Medulla oblongata)
-
Bagian
yang menjulur dari pons hingga medulla spinalis sepanjang 2,5 cm. Terletak di
depan otak kecil bawah otak besar
-
Berfungsi
sebagai pusat gerak refleks fisiologis (frekuensi denyut jantung, pernapasan,
bersin, batuk, gerakan alat pencernaan, menelan, muntah, penyempitan pembuluh
darah
2. Sumsum
Tulang Belakang (Medula Spinalis)
·
Terletak
di dalam rongga tulang belakang mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai
ruas-ruas tulang pinggang kedua
·
Panjang
sekitar 45 cm dengan diameter 2 cm
·
Apabila
disayat melintang akan terlihat, subtansi putih (subtansi alba) di luar dan
subtansi abu-abu (subtansi grissea) di dalam
·
Sayatan
melintang sumsum tulang belakang dibagi menjadi bagian dorsal(atas) dan
ventral(bawah)
-
Dorsal mengandung sel saraf sensorik. Dendritnya
berhubungan dengan reseptor. Terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang menerima impuls dari sel saraf sensorik à sel saraf motorik
-
Ventral mengandung sel saraf motorik. Aksonnya berhubungan
dengan efektor
-
Pada
pusat subtansi grissea terdapat saluran kecil sepanjang sumsum tulang belakang kanalis
sentral yang berisi cairan serebro spinal
·
Berfungsi :
-
Penghubung
impuls dari dan menuju ke otak
-
Pusat
pengatur gerak refleks
E.
SISTEM
SARAF TEPI
·
Sistem saraf tepi
disebut juga sistem saraf perifer.
·
Merupakan bagian dari
sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem
saraf pusat.
·
Didalam sistem saraf
tepi terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik
(saraf eferen).
·
Berdasarkan asalnya,
sistem saraf terbagi atas :
Ø Saraf
kranial
v Merupakan
semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Berjumlah 12 pasang
diidentifikasi dengan penomoran Romawi.
v Terdiri
atas 3 karakteristik :
o 3
pasang bersifat sensorik (I, II, dan VIII)
o 5
pasang bersifat motorik (III, IV, VI, XI, dan XII)
o 4
pasang bersifat sensorik dan motorik (V, VII, IX, dan X)
Nomor Saraf
|
Nama Saraf
|
Sifat Saraf
|
Asal Saraf
|
Fungsi
|
I
|
Olfaktori
|
Sensorik
|
Selaput
lendir hidung
|
Penciuman
|
II
|
Optik
|
Sensorik
|
Retina
|
Penglihatan
|
III
|
Okulomotor
|
Motorik
|
Proprioseptor
otot bola mata
|
Pergerakan
otot mata ke kanan-kiri dan kelopak mata
|
IV
|
Troklear
|
Motorik
|
Proprioseptor otot bola mata
|
Pergerakan
bola mata
|
V
|
Trigeminal
|
Sensorik
- Motorik
|
Gigi
dan kulit kepala
|
Perasa
(sensorik) dan pergerakan lidah (motorik)
|
VI
|
Abdusen
|
Motorik
|
Proprioseptor
otot bola mata
|
Pergerakan
bola mata
|
VII
|
Faisal
|
Sensorik
- Motorik
|
Ujung
pengecap dua pertiga bagian depan lidah
|
Pengecap
(sensorik) dan pengatur mimik wajah (motorik)
|
VIII
|
Vestibulo
Koklear
|
Sensorik
|
Saluran
semisirkular, utrikulus, sakulus (keseimbangan), koklea (pendengaran)
|
Pendengaran
|
IX
|
Glosofaringeal
|
Sensorik
- Motorik
|
Ujung
pengecap sepertiga bagian belakang lidah, lapisan faring
|
Pengecap
(sensorik) dan pergerakan faring (motorik)
|
X
|
Vagus
|
Sensorik
- Motorik
|
Reseptor
sejumlah organ dalam laring, paru-paru, jantung, aorta, lambung
|
Pengatur
suara (motorik) dan perasa (sensorik)
|
XI
|
Asesori
|
Motorik
|
Proprioseptor
otot leher, pundak, faring dan laring
|
Pergerakan
leher dan pundak, pergerakan faring dan laring
|
XII
|
Hipoglosal
|
Motorik
|
Proprioseptor
dalam liah
|
Pergerakan
otot lidah
|
Ø Saraf
spinal
v Merupakan
semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang.
v Berjumlah
31 pasang, setiap pasang merupakan gabungan dari neuron sensorik dan neuron
motorik.
v Kedua
neuron tersebut keluar dari tulang belakang melalui 2 akar, yaitu akar dorsal
dan akar ventral.
v Neuron
sensorik membawa impuls dari reseptor menuju sumsum tulang belakang melewati
akar dorsal.
v Neuron
motorik meneruskan impuls yang diproses dalam sumsum tulang belakang menuju
efektor melewati akar ventral.
Ø Ganglia
(tunggal: ganglion) : kumpulan badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul
saraf dan di luar sistem saraf pusat.
·
Sistem saraf tepi
terdiri dari :
Ø Sistem
Saraf Somatik (Sadar)
v Merupakan
saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar.
v Disusun
oleh saraf kranial dan saraf spinal.
Ø Sistem
Saraf Otonom (Tidak Sadar)
v Merupakan
sekumpulan saraf yang mengatur aktivitas yang tidak kita pikirkan terlebih
dahulu, contoh : pergerakan paru-paru dan jantung.
v Menurut
karakteristik kerjanya, sistem saraf otonom dibagi menjadi 2 saraf, yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik.
v Kedua
saraf tersebut dapat bekerja sama pada organ yang sama, namun kerja yang
dilakukan berlawanan.
v Perbedaan
terjadi karena neurotransmiter yang dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda.
Neurotransmiter pada saraf simpatik : Noradrenalin, sedangkan saraf
parasimpatik : Asetilkolin.
v Perbedaan
struktur saraf simpatik dan saraf parasimpatik terletak pada posisi ganglion:
·
Saraf simpatik :
serabut praganglion pendek dan serabut pascaganglion panjang.
·
Saraf parasimpatik :
serabut praganglion panjang dan serabut pascaganglon pendek.
v Fungsi
saraf simpatik dan parasimpatik :
Organ
|
Fungsi
|
|
Saraf simpatik
|
Saraf parasimpatik
|
|
Pupil
|
Membesarkan
pupil
|
Mengecilkan
pupil
|
Arteri
|
Memperkecil
diameter pembuluh
|
Memperbesar
diameter pembuluh
|
Bronkus
|
Memperluas
bronkus
|
Mempersempit
brounkus
|
Jantung
|
Mempercepat
detak jantung
|
Memperlambat
detak jantung
|
Pencernaan makanan
|
Memperlambat
pencernaan makanan
|
Mempercepat
pencernaan makanan
|
Kandung kemih
|
Mengembangkan
kandung kemih
|
Mengerutkan
kandung kemih
|
II.
SISTEM HORMON (ENDOKRIN)
A.
Pengertian
Berikut
sedikit informasi awal mengenai sistem endokrin :
1. Hormon
atau endokrin berasal dari kata hormacin yang artinya memacu atau menggiatkan.
2. Kekurangan
hormone diatasi dengan memasukkan hormon
sejenis ke dalam tubuh, sedangkan,
kelebihan hormon dapat menyebabkan gangguan pada organ di tubuh.
3. Hormon
itu bergerak kearah organ yang ditargetkan melalui aliran darah. Tapi, ada hormon yang
bekerja di organ yang ngasilin hormon itu. Contohnya gastrin di lambung.
4. Hormon
adalah getah yang dihasilkan oleh kelenjar dan diedarkan oleh aliran darah.
5. Endokrin
disebut juga kelenjar buntu yaitu, kelenjar yang menghasilkan hormon tidak
mempunyai saluran keluar atau saluran khusus.
6. Fungsi
dari hormon itu untuk homoestatis, mempercepat reproduksi, metabolism, dan
ngaruh ke tingkah laku.
7. Kelenjar
endokrin itu terdiri dari kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus,
andrenal, pancreas (langerhans), dan kelamin.
B.
Karakteristik
Endokrin
mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :
1. Kelenjar
buntu à tidak
punya saluran (duktus) dan nyekresiin hormone langsung ke sel di sekitar.
2. Menyekresi
lebih dari satu jenis hormon. Kecuali, kelenjar paratiroid yang hanya menyekresi hormone
paratiroid.
3. Punya
sejumlah sel sekretori yang dikelilingi bantak pembuluh darah dan ditopang
jaringan ikat.
4. Masa
aktivitasi kelenjar endokrin berbeda à seumur
hidup (metabolism) Ã pada
masa tertentu (hormon pada kelamin) Ã sampai
masa tertentu (pertumbuhan)
5. Sekresi
hormon itu bisa terhambat à kadar
hormon dan senyawa nonhormon (glukosa dan kalsium di darah) dan impuls saraf.
C.
Macam –
macam
Macam –
macam kelenjar endokrin, yaitu :
1. Kelenjar
hipofisis (pituitary)
·
Kelenjar endokrin terbesar
yang melekat dan berhubungan dengan hipotalamus dan terletak di bagian belakang
otak.
·
Hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
a. Lobus
depan atau anterior
Terdapat
beberapa hormone yang dihasilkan, yaitu :
Ø Hormon
Somatotrof (Pertumbuhan)
ü Tujuannya
untuk mengatur pertumbuhan tubuh. Terutama di cakra epifisis.
ü Jika
hormone dipakai secara berlebihan Ã
hiperfungsi Ã
hiperfungsi yang terjadi pada remaja menyebabkan pertumbuhan yang luar biasa
yaitu gigantisme à kalau
terjadi di berakhirnya masa remaja menyebabkan akromegali.
ü Jika
produksi hormone kurang dari normal Ã
hipofungsi Ã
kekerdilan (kretinisme) yaitu terhambatnya masa pertumbuhan.
Ø Hormone
prolaktin
ü Terjadi
pada wanita, sasarannya adalah kelenjar susu.
ü Berfungsi
untuk merangsang keluarnya air susu.
Ø Hormone
tirotrofine
Terjadi
di kelenjar tiroid untuk mengatur jumlah sekresi hormonnya.
Ø Hormone
kortikotrofin
Ditargetkan
pada korteks adrenal yang berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan
adrenalin.
Ø Hormone
gonadotrofin
Sasaran
hormone ini pada gonad, dan mempunyai dua jenis hormon, yaitu :
ü FSH (Follicle Stimulating Hormone)
a) FSH pada
laki – laki Ã
pembentukan sperma (spermatogenesis).
b) FSH pada
wanita Ã
rangsangan tumbuhnya sel folikel di ovarium.
ü LH
a) LH pada
laki – laki Ã
merangsang sel didalam testis Ã
testoteron.
b) LH pada
wanita Ã
merangsang pematangan sel telur (ovulasi)
b. Lobus
tengah atau intermediat
Menghasilkan
endorphin atau MSH (melanocyte
stimulating hormone)
Ø Endorphin
à zat
penghilang nyeri, merespon stress, dan aktivitas seperti olahraga.
Ø MSH Ã
merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran melanosit pada epidermis.
c. Lobus
belakang atau posterior
Menghasilkan
dua jenis hormone, yaitu :
Ø Hormone
oksitosin Ã
stimulasi pergerakan otot saat melahirkan dan pengeluaran ASI Ã dapat
dihambat oleh emosional.
Ø ADH
(Antidiuret) Ã penyerapan
urine di saluran ginjal.
2. Kelenjar
Tiroid (Gondok)
·
Terletak di kanan dan kiri
daerah faring.
·
Mengasilkan dua hormone à Hormon
tiroksin dan triodotironin Ã
mengatur metabolism sel, pertumbuhan, melancarkan kerja saraf.
·
Hormone dibentuk oleh
youdium. Kekurangan yodium Ã
pembengkakan tiroid (gondok).
·
Kelebihan hormone ini pada
orang dewasa à morbus
masedowi à gugup,
nafas tak beraturan, dan mulut menganga.
·
Kelebihan hormone ini pada
anak – anak à proses
pertumbuhan yang cepat Ã
gigantisme.
·
Kekurangan hormone ini pada
orang dewasa à miksedema
Ã
obesitas dan kecerdasan menurun.
·
Kekurangan hormone ini pada
anak – anak à proses
pertumbuhan yang lambat Ã
kekerdilan.
3. Kelenjar
Paratiroid (Anak Gondok)
·
Kelenjar ini terletak
dibelakang kelenjar tiroid.
·
Hormone yang dihasilkan
adalah Hormon parathormon Ã
merangsang pengeluaran kalsium dari tulang dan mengatur kalsium dalam darah.
·
Kelebihan hormone à batu
ginjal Ã
pengendapan ion kalsium pada ginjal.
·
Kekurangan hormone à tetani Ã
kontraksi otot hingga kejang – kejang.
4. Kelenjar
Timus
·
Terletak di rongga dada yang
melekat dibelakang tulang dada.
·
Saat bayi, kelenjar ini
berukuran besar, tapi semakin dewasa, kelenjar ini menyusut bahkan hilang.
·
Menghasilkan timosin Ã
perkembangan sistem imun.
5. Kelenjar
Adrenal
·
Terletak di ujung atas setiap
ginjal à disebut
juga suprarenal.
·
Kelenjar adrenal di bagi dua
yang menghasilkan hormon, yaitu :
a. Korteks
ü Kortikoid
– mineral Ã
menyerap Na dari darah dan air dalam ginjal.
ü Gluko –
kortikoid Ã
menaikkan kadar gula darah, mengubah protein menjadi glikogen dalam hati, dan
mengubah glikogen menjadi glukosa.
ü Androgen
+ hormone reproduksi Ã
menentukan sifat kelamin sekunder pria.
b. Medula
ü Adrenalin
Ã
pengerdilan pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung dan meningkatnya
tekanan darah.
6. Kelenjar
Pankreas (Langerhans)
·
Mengasilkan hormone insulin
(sel beta) Ã
meningkatkan kerja enzim yang mengubah glukosa menjadi glikogen, meningkatkan
cadangan glukosa di hati, dan mengendalikan glukosa di sel – sel lainnya.
·
Glukagon (sel alfa) Ã meningkatkan
penguraian glikogen hati menjadi glukosa à kadar
gula darah meningkat.
·
Somatostatin (sel delta) Ã
penghalang hormone pertumbuhan dan penghambat sekresi glukogon dan insulin.
7. Kelenjar
Kelamin
·
Hormone yang dihasilkan memerngaruhi
kedewasaan wanita dan pria.
·
Terdapat dua kelenjar, yaitu
:
a. Kelenjar
kelamin pria (testis)
Mengandung
sel – sel Leydig à hormone
testoteron Ã
spermatogenesis dan pertumbuhan sekunder kelamin pria.
b. Kelenjar
kelamin wanita (ovarium) Ã hormon estrogen
dan progesterone.
ü Estrogen
Ã
perkembangan karakter wanita, pematangan sel kelamin dan pertumbuhan sel
kelamin sekunder.
ü Progesterone
Ã
mempertebal dinding rahim, merangsang pembentukan ASI.
D. Hubungan
dan Perbedaan antara Saraf dengan Kelenjar Endokrin
·
Impuls saraf terutama membawa sinyal dalam saraf, sedangkan hormon
bertindak sebagai sinyal kimia dalam sistem endokrin.
·
Sinyal saraf dikirimkan sepanjang saraf, dan dikendalikan oleh
sistem saraf pusat sedangkan hormon yang ditransmisikan melalui aliran darah
dan dikendalikan oleh kelenjar endokrin.
·
Secara umum, hormon memiliki kecepatan efek lebih lambat sementara
sinyal saraf memiliki transmisi cepat.
·
Sinyal saraf umumnya berumur pendek, sedangkan pengaruh hormonal
adalah tahan lama.
·
Pada transmisi saraf, sangat sedikit jenis koordinator kimiawi yang
disebut neurotransmitter yang terlibat, yang disekresikan hanya ke jaringan
target. Sebaliknya, transmisi hormonal melibatkan berbagai jenis hormon
(koordinator kimiawi), di mana masing-masing mempengaruhi yang berbeda dari
jaringan tertentu.
III.
ALAT INDRA MANUSIA
1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata merupakan indera penglihatan yang
dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina.
Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut
nervus optikus untuk ditafsirkan.
·
Struktur Lapisan
Mata
1) Lapisan luar mata (sklera)
ü
Sangat kuat
ü
Berwarna putih
ü
Terdapat kornea yang bening untuk
menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya
sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata
(koroid)
ü
Berpigmen melanin
ü
Mengandung banyak pembuluh darah
ü
Berfungsi untuk menghentikan
refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata
ü
Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata
(retina)
ü
Terdiri atas reseptor cahaya yang
sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut.
ü
Pada bagian lapisan retina yang
dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap
sinar. daerah ini disebut bintik buta.
·
Struktur mata mulai
dari depan ke belakang
1) Bagian Depan Mata (Kornea)
ü Transparan
ü Tembus cahaya
ü Berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2)
Iris
ü Tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid
ü Berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil
ü Menentukan warna mata
3)
Pupil
ü Merupakan bintik tengah iris mata
ü Merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai
retina.
4)
Aqueus humor
ü Merupakan cairan yang berasal dari badan siliari
ü Diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea
melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5)
Lensa
ü Merupakan sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi)
ü Terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor
ü Merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar.
ü Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata
ü Berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
dengan selaput koroid.
·
Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
ü Berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram
ü Tetapi tidak mampu membedakan warna.
ü Terdapat pigmen yang disebut rodopsin agar cahaya dapat diserap.
2) Sel kerucut
ü Sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi, berperan untuk
penglihatan siang hari
ü Dapat membedakan warna
ü Hanya menyerap satu macam warna.
ü Pada mata terdapat tiga sel kerucut merah, hijau dan biru
·
Otot pada Mata
-
Memiliki 6 otot penggerak mata
-
4 lurus, 2 agak serong
-
Aksi otot-otot ini memungkinkan bola
mata diputar ke segala arah.
-
Sumbu kedua mata mengarah serentak
pada satu titik yang sama.
·
Mekanisme Kerja Mata
Cahaya > aqueous humor > pupil > lensa > vetreous humor
> retina > saraf optik > otak.
Ø
Mata bekerja saat menerima cahaya.
Ø
Tanpa cahaya, mata tidak dapat
manjalankan fungsinya.
Ø
Cahaya memasuki mata melalui pupil.
Ø
Lensa mata mengarahkan cahaya
sehingga bayangan benda jatuh pada retina.
Ø
Kemudian, ujung-ujung saraf penerima
yang ada di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak.
Ø Setelah
diproses di otak, kita dapat melihat suatu benda.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Bagian-Bagian Telinga
1) Telinga Luar
1) Telinga Luar
ü Terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis.
ü Daun telinga untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk
ü Terdapat rambutrambut halus untuk menghalangi benda asing yang masuk.
ü Terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering.
2)
Telinga Tengah
ü Disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara.
ü Rongga ini terletak di sebelah dalam gendang telinga.
ü Di depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan
rongga dengan faring.
ü Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara
udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.
3)
Telinga Dalam
ü Rongga telinga dalam terdiri atas rongga yang menyerupai saluran tulang
temporalis.
ü Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk
labirin membranosa.
ü Labirin tulang terdiri atas tiga bagian yaitu vestibula, salurang
tengah, dan koklea
ü Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya
seperti rumah siput.
ü Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung
ujung-ujung akhir saraf pendengaran.
ü Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin
membranosa disebut perilimfa.
4)
Saraf Pendengaran (nervus auditorius)
ü Terdiri atas dua bagian, berkaitan dengan bagian vestibuler rongga
telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan.
ü Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang
berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata
ü Lalu bergerak ke cerebellum.
ü Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang
sebenarnya.
Mekanisme Kerja Telinga
Getara suara > daun telinga >
saluran telinga > gendang telinga > tiga tulang pendengaran > rumah
siput> sel-sel rambut dalam organ korti > sel saraf audiotori > otak
Ø Di atas koklea terdapat dua kantung berisi limfe yang
sambung-menyambung.
Ø Kantung ini dilapisi sel-sel rambut dan disambungkan pada neuron
sensorik.
Ø Pada sel-sel rambut tersebut terdapat bola-bola kalsium karbonat yang
berukuran sangat kecil. Bola-bola ini dipengaruhi gravitasi.
Ø Pada saat kepala berubah posisi, "batu-batu telinga"
menggeser posisinya.
Ø Impuls saraf yang diawali oleh sel-sel rambut dikirim kembali ke otak
memberi tahu adanya perubahan
3. Indera Peraba (Kulit)
Fungsi
Kulit
ü Sebagai indera peraba
ü Membantu mengatur suhu
ü Mengendalikan hilangnya air dari tubuh
ü Mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi.
Lapisan-Lapisan Kulit
1)
Epidermis (kutikula)
ü Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas lapisan tanduk dan
zona germinalis.
ü Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling lua
ü Tersusun atas stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum
ü Zona germinalis terletak di bawah lapisan tandu
ü Terdiri atas sel berduri dan sel basal.
ü Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu
dengan yang lain.
ü Sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
2) Dermis (Korium)
ü Tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis.
ü Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh
darah kapiler.
ü Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis.
ü Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di
sebelah dalam dermis
ü salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori
kulit.
ü Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor yaitu nyeri, panas, dingin,
sentuhan, tekanan.
ü Kulit dan jaringan di bawahnya
bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan
lemak.
ü Hal ini sangat diperlukan untuk menghangatkan tubuh
4. Indera Perasa/ Pengecap (Lidah)
ü Membantu proses pencernaan
ü Merasakan rasa makanan
ü Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila.
ü Papila berfungsi untuk mengecap.
ü Makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa.
ü Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan.
ü Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus
bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
ü Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah
ü rasa pahit di pangkal lidah
ü Rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
Permukaan lidah ditutupi oleh tiga macam
papila:
a. Papila sirku valata
b. Papila filiformis
c. Papila Fungiformis
Mekanisme kerja
lidah
Makanan/larutan berasa > papila lidah > saraf gustatori > medula
oblongata > talamus > otak
5. Indera Penciuman (Hidung)
ü Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau
ü Terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung
ü Dilindungi oleh mukus (lendir).
ü Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau.
ü Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup.
ü Rasa penciuman ini sangat peka
ü Tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang
sama
Bagian - bagian hidung :
a.
Lubang hidung berfungsi untuk keluar
masuknya udara
b.
Rambut hidung berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c.
Selaput lendir berfungsi tempat
menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
d.
Serabut saraf berfungsi mendeteksi
zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
e.
Saraf pembau berfungsi mengirimkan
bau-bauan yang ke otaK
Mekanisme kerja hidung
Rangsang (bau) > lubang hidung > epitelium olfaktori > mukosa
olfaktori > saraf olfaktori >talamus > hipotalamus > otak
IV.
PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM SARAF
DAN SISTEM HORMON
A. Gangguan Sistem Saraf
·
Meningitis:
peradangan selaput otak dengan gejala bertambahnya jumlah dan berubahnya susunan
cairan serebrospinal, disebabkan oleh bakteri atau virus.
·
Ensefalitis:
peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
·
Neuritis:
gangguan pada saraf akibat peradangan, keracunan, atau tekanan. Gejalanya
adalah rasa sakit yang hebat pada malam hari.
·
Rasa baal (kebas) dan kesemutan: gangguan system saraf sensorik yang disebabkan
gangguan metabolism, tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin
neurotropik.
·
Epilepsi (ayan):
penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tidak
beralasan, disebabkan oleh trauma kepala (cedera), tumor otak, kerusakan otak
pada proses kelahiran, stroke, alcohol.
·
Alzheimer:sindrom
kematian sel-sel otak secara bersamaan sehingga otak tampak mengecil dan
kemampuan daya mengingat berkurang.
·
Gegar otak: bergeraknya
jaringan otak dalam tengkorak yang menyebabkan perubahan fungsi mental atau
tingkat kesadaran, ditandai dengan gejala awal kebingungan atau pingsan selama beberapa
menit.
·
Hidrocephalus: pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif cairan otak dalam
bilik otak
Amnesia: kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan pada otak karena
benturan, suatu penyakit, guncangan batin dan trauma
B.
Kelainan dan Penyakit Pada
Sistem Hormonal
1. Penyakit Addison
Disebabkan oleh kelenjar adrenal
yang tidak memproduksi hormon tertentu Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian.
Yaitu medula, menghasilkan hormon seperti adrenalin dan kortikosteroid. Hormon yang termasuk kortikosteroid
diantaranya : glukokortikoid,
mineralokortikoid, dan hormon seks pria yang dikenal sebagai androgen. Gejala yang ditimbulkan adalah Kelemahan pada
otot, Kelelahan , Penurunan nafsu makan , Kehilangan
berat badan, Tekanan darah rendah , Gula darah rendah , Keinginan
mengasup garam, Kulit gelap, Mudah marah , Depresi , Diare, mual, dan/atau muntah, Sakit
di kaki, punggung bawah, dan perut, Kehilangan kesadaran - Diare dan muntah parah
yang menyebabkan dehidrasi
Jadi ketika
korteks rusak dan tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang diperlukan akan
menimbulkan penyakit :
a.
Tuberkulosis
b.
Kanker yang menyebar ke kelenjar
adrenal
c.
Pendarahan yang terjadi di kelenjar
adrenal
d.
Infeksi pada kelenjar adrenal
2. Sindrom Cushing
Disebabkan
oleh hiperfungsi dari kelenjar anak ginjal Anak Ginjal. Penyebabnya adalah
penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid, seperti obat-obatan asma dan
alergi, obat-obatan penyakit kulit, nyeri sendi, tumor kelenjar anak ginjal,
keturunan, dan idiopatik. Gejala yang ditimbulan adalah
a. Obesitas
sentral ( Peningkatan berat badan denganproporsi lemak tubuh lebih banyak pada
leher, tubuh dan perut, sedangkan lengan dan tungkai terlihat kecil); Hipertensi: Mudah lelah, Amenore (tidak haid),
b.
Hirsutisme (timbulnya kumis) pada
wanita,
c. Strie
abdominal (garis-garis parut pada perut, sepertiwanita setelah
melahirkan), Edema (akumulasi cairan
dalam tubuh),
d.
Glukosuria (adanya gula pada air
seni),
e.
Osteoporosis (tulang menjadi
keropos).
3. Sindrom Adrenogenital
Terjadi karena
kekurangan produksiglukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim
pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal.
Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk
mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya kelainan sekunder pria pada
seorang wanita yang disebut virilisme (timbulnya janggut dan distribusi rambut
seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara
mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan).
a.
Pada pria di bawah umur timbul
pubertas: perkoks,
yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur.
b.
Pada pria dewasa gejala – gejala diatas
tertutupoleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh
testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan
progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu
ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
4. Peokromositoma
Merupakan
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin
Gejala yang ditimbulkan berupa :
a.
Basa metabolisme meningkat
b.
Glukosa darah meningkat
c.
Jantung berdebar
d.
Tekanan darah meninggi
e.
Berkurangnya fungsi saluran
pencernaan
f.
Keringat pada telapak tangan
5. Diabetes Mellitus (DM)
Disebabkan
oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat
menyerap glukosa dari darah. Penyakit
ini timbul ketika tidak terdapat cukup insulindalam darah. Sistem pencernaan tidak dapat meyerap glukosa
dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan
akhirnya diekskresi bersama urin.
Penderita DM dapat menyebabkan
kematian, karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya
penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf.
a.
Tipe I (insuline dependent)
Diabetes
yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pankreas karena infeksi virus
atau kerusakan gen. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia
15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara
penyuntikan
b.
DM tipe II
Timbul
karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksiterhadap indulin walaupun sel – sel
beta pancreas memproduksi cukup insulin.
Penyakit ini bersifat menurun dan merupakan akibatkerusakan gen yang
mengkode reseptor insulin pada sel.
Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukandan baru timbul setelah
penderita berusia 40 tahun. Penyakit ini
dapat dikontrol dengan pengaturankonsumsi gula dan mengurangi berat badan.
Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam
6. Hipotiroid
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon
tiroid
a.
Kretinisme (Bayi dan Anak)
hipotiroidea
menimbulkan yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot
tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang
berkembangKretinisme dapat diobati dengan pemberian hormon tiroid asalkan tidak
terlambat.. Ciri – ciri fisiknya :
·
memiliki muka bulat
·
perut buncit
·
leher pendek
·
lidah yang besar.
b.
Hipotiroid (Dewasa)
Menimbulkan
miksedema. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium Gejala –
gejala berupa :
·
kulit tebal
·
muka bengkak
·
rambut kasar
·
mudah gemuk
·
lemah dan denyut jantung lambat
·
suhu tubuh rendah
·
lamban secara fisik atau
mental.
7. Hipertiroid
Hipertiroid
adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
memproduksi hormon-hormon tiroid , sehingga jumlahnya berlebihan dalam
darah.Hal ini disebabkan oleh pengeluaran yang abnormal dari Thyroid
Stimulating Hormon (TSH) Peradangan pada
kelenjar tiroid (tiroiditis) dan Asupan yodium yang berlebihan. Gejala yang ditimbulkan
a.
Keringat berlebihan
b.
Ketidaktoleranan terhadap panas
c.
Pergerakan-pergerakan usus besar
yangmeningkat
d.
Sering gemetar
e.
Gelisah dan
Denyut jantung yang cepat
f.
Penurunan berat badan
g.
Mudah lelah dan Konsentrasi yang berkurang
h.
Perubahan menstruasi yang tidak
teratur dansedikit
8. Strauma
Merupakan
pembengkakan kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan benjolan pada leher bagian
depan.Penyebabnya adalah peradangan tumor atau kekurangan yodium
C. GANGGUAN PADA INDERAMANUSIA
Kelainan dan Penyakit pada Alat IndraPenglihatan (Mata)
1. Astigmatis (mata silindris)
Disebabkan
karena rusaknya kornea mata. bola mata tidak bulat. Akibatnya adalah tidak
dapat melihat garis- garis horisontal dan vertikal bersamaan. Kelainan; ini
dapat diatasi dengan kacamata silindris
2. Miopi (rabun jauh)
Suatu kondisi mata dengan lensa terlalu
cembung atau bola mata terlalu panjang. Dengan demikian, benda dekat akan
terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina. Sedangkan, benda jauh akan
terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Gejala kelainan ini yaitu
hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30
cm. Akibatnya tidak dapat melihat jauh
dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa cekung.
3. Hipermetropi (rabun dekat)
Penyebanya
adalah mata dengan lensa yang terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek.
Sehingga, benda dekat akan terlihat kabur, karena bayangan jatuh dibelakang
retina. lensa mata tidak dapat menebal. Akibat; tidak dapat melihat dekat
dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa cembung
4. Presbiopi (mata tua)
Penyebab; Mata presbiop ialah suatu keadaan
lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibat; tidak dapat
melihat jauh maupun dekat dengan jelas. Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif
5. Rabun senja
Penyebab;
kekurangan vitamin A. Akibat; tidak dapat melihat dengan baik pada saat senja
dan malam hari. Pencegahan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin
A
6. Keratomalasi
Penyebab
kekurangan vitamin A yang parah. Akibat: kornea mata keruh, menjadi putih dan
rusak, permukaan mata kering dan kasar dan penglihatan berkurang hingga
kebutaan
7. Katarak
Penyebab: lensa mata keruh dan kabur. Akibat:
cahaya tidak sampai ke retina. Dapat diatasi dengan operasi
8. Juling
Penyebab:
ketidakserasian kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri. Dapat diatasi
dengan operasi
9. Glaukoma
Penyebab: penyumbatan disaluran bola mata
menyebabkan peningkatan tekanan pada bola mata. Akibat: kebutaan. Kelainan ini
dapat diatasi dengan obat- obatan dan operasi
10. Buta Warna
Bersifat
keturunan. Dampak yang ditimbulkan adalah tidak dapat melihat warna tertentu.
Kelainan ini tidak dapat disembuhkan, karena sel konus yang rusak dan lebih
banyak menyerang laki-laki. Jenis-jenis buta warna :
a.
Mata Monokromat
Memiliki
satu sel konus yang normal. Sehingga hanya mampu membedakan warna hitam dan
putih
b.
Mata Dikromat
Memiliki dua
sel konus yang normal. Sehingga didapatkan buta warna merah (protanopia), buta
warna hijau (deuteranopia) dan buta warna biru (tritanopi)
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra Pendengaran (Telinga)
1. Tuli
Adalah
kehilangan rasa dengar. Dibedakan menjadi :
a.
Tuli konduksi,
Telinga tidak dapat mendengar karena gangguan
pada penghantaran getaran suara. Sebab-sebab gangguan ini antara lain:
·
penyumbatan saluran telinga oleh
minyak serumen
·
penebalan atau pecahnya membran
timpani
·
pengapuran pada tulang pendengaran
·
kekakuan hubungan stapes pada
tingkap oval.
b.
Tuli Saraf
Gangguan
pendengaran karena terjadinya kerusakan pada saraf pendengaran
2. Radang telinga
Penyebab: bakteri dan virus. Menyerang bagian
luar melalui kotoran yang masuk ketika berenang. Menyerang bagian dalam,
bakteri atau virus masuk dari rongga telinga melalui saluran eustachius
3. Otosklerosis
Penyebab: tulang sanggurdi kaku dan tidak
dapat bergerak leluasa. Akibat: tuli konduksi yang menahun 12. Tuli saraf yaitu
tuli yang disebabkan adanya kerusakan saraf auditori (saraf pendengaran).
4. . Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini
disebabkan karena virus atau bakteri dan sering menyerang pada anak- anak.
Gejalanya adalah sakit pada telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga
akan mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat memecahkan gendang telinga.
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra
5. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin
dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi.
Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang
pendengaran.
6. Mabuk perjalanan
Dalam
perjalanan di laut, udara maupun darat kadang-kadang terjadi semacam rasa mual,
pusing, dan muntah-muntah. Orang mengatakan ini adalah mabuk perjalanan. Hal
ini terjadi karena gangguan pada fungsi keseimbangan (vestibulum) yang terjadi
karena gerakan atau getaran kendaraan.
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra Pembau (Hidung)
1. Anesmia
Anesmia
ialah kehilangan rasa bau penyebab: cedera/infeksi didasar kepala, keracunan
timbal, merokok, tumor otak bagian depan. Akibat: kehilangan kemampuan unutuk
membau/mencium. Akibat yang ditimbulkan adalah:
a.
Pilek
b.
terdapat polip atau tumor di rongga
hidung.
c.
Sel rambut rusak pada infeksi
kronis.
d.
Gangguan pada saraf I,
e.
bulbus
f.
traktus olfaktorius atau korteks
otak.
2. Sinusitis
adalah peradangan pada rongga hidung bagian
atas. Gejala gejala sinusitis adalah sakit kepala, rasa sakit di bagian wajah,
demam, keluar ingus bening, rasa sesak di rongga dada, tenggorokan sakit, dan
batuk.. Mukus yang terkumpul merupakan lahan yang subur untuk pertumbuhan bakteri.
Akibatnya, timbullah peradangan.
3.
Influenza
Influenza adalah penyakit
yang ditandai oleh gejala batuk, pilek, dan terkadang suhu badan meningkat.
Penyakit ini dapat sembuh tanpa obat. Jika influensa berlangsung lebih dari
satu minggu atau menimbulkan panas, batuk, lendir, sampai sakit dada, maka
penderita mengalami radang cabang tenggorokan (bronchitis) atau radang
paru-paru (pneumonia).
4.
Alergi
Alergi disebabkan oleh
masuknya benda asing ke dalam saluran tenggorokan. Saat terkena alergi,
penderita biasanya akan mengalami bersin-bersin.
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra Pengecap (Lidah)
1.
Sariawan
Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di
dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa
terjadi di lidah atau pipi. Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A,
makan makanan yang bersifat panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan
daya tahan tubuh.
2.
Kanker Lidah
Kanker lidah merupakan salah satu bentuk dari kanker
mulut. Jika letak sel kanker tersebut berada pada bagian ujung lidah maka para
ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa ujung lidah, namun jika berada
pada sepertiga atau terletak pada bagian belakang lidah mereka menamakannya
dengan sel kanker pangkal lidah. Kanker lidah kebanyakan disebabkan karena
tembakau dan alkohol.
3.
Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa
lidah yang tertarik ke belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak
kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya
menutup saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan benar bisa
menyebabkan kematian.
4.
Glossopyrosi
Glossopyrosis adalah sebuah penyakit dengan gejala
lidah terasa perih dan terbakar namun tanpa gejala. Penyebabnya adalah
penggunaan obat kumur dalam jangka panjang.
5.
Atrophic Glossiti
Atrophic Glossitis adalah suatu penyakit yang
menyebabkan lidah kehilangan rasa. Lidahnya akan tampak licin dan mengkilat.
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat besi.
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra Peraba (Kulit)
0 komentar