Artikel - Jalan Raya Margonda Berduka



Universitas Indonesia kembali berduka. Minggu, 21 Agustus 2016 silam, mahasiswa baru Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Fevi Silvia, kembali menghadap Sang Pencipta setelah mengalami kecelakaan di Jalan Margonda Raya pada 14 Agustus 2016.
Kala itu, Almh. Fevi yang merupakan mahasiswa baru UI asal Sukabumi ini sedang menyebrang jalan margonda raya untuk mengikuti rangkaian kegiatan mahasiswa baru di UI. Tiba-tiba, sebuah motor menabraknya dan membuat Almh. harus dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Margonda. Setelah ditangani oleh dokter, ternyata Almh. mengalami cedera kepala berat yang menyebabkan kesadarannya kian menurun. Setelah dirawat di rumah sakit selama seminggu, akhirnya Fevi dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 21 Agustus 2016 pukul 01.25 WIB.
Sungguh pilu bila kita mendengar kembali peristiwa ini, mengingat Almh. Merupakan salah satu harapan keluarga dan bangsa yang baru memulai studinya di Universitas Indonesia. Kini, kita hanya bisa mendoakan agar Almh. mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Jalan Margonda Raya yang merupakan lokasi kejadian merupakan ruas jalan utama di Kota Depok yang sangat padat dengan lalu-lalang kendaraan bermotor. Pasalnya, ruas jalan sepanjang 4,895 km itu menjadi jalan penghubung warga Depok menuju Jakarta. Kampus UI dan Gunadarma yang juga berhubungan dengan Jalan Margonda Raya juga menjadikan jalan ini tidak hanya ramai dilalui oleh kendaraan bermotor, tetapi juga para pejalan kaki yang beraktivitas di sekitarnya. Ditambah lagi dengan banyaknya angkutan umum yang ngetem di pinggir jalanmenambah ramainya ruas jalan tersebut.
Menurut data Polresta Depok, terdapat lebih dari 280 kasus kecelakaan di Kota Depok sepanjang tahun 2015, yang sebagian besar terjadi di Jalan Margonda Raya. Hal ini menunjukkan kasus kecelakaan yang terjadi di Jalan Margonda Raya adalah kasus yang sangat serius dan harus segera ditangani agar mencegah terulangnya kejadian yang sama.
Temen-temen yang sering lewat Margonda pasti sedikit banyak paham dan memperhatikan deh kalau di jalan ini, tuh, banyak lampu penyeberangan yang mati, polisi tidur yang berisiko banget, dan minimnya fasilitas untuk para pejalan kaki seperti trotoar, zebra cross, dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Penulis aja suka lama banget kalo nyebrang di Margonda karena super sulit dan harus ekstra hati-hati. Udah gitu, banyak pula angkot yang ngetem di beberapa kawasan seperti Akses UI, Pondok Cina, Detos, dan Gunadarma yang membuat para penyeberang jalan kesulitan untuk mengawasi kendaraan yang akan lewat.
Jalan raya margonda yang telah mendapatkan banyak kasus kecelakaan, kita sebagai generasi muda harus mengkaji dari kejadian tersebut,
Pertama, diperlukannya jembatan penyebrangan JPO (layang diatas) ataupun juga terowongan jembatan. Hal ini diperlukan agar masyarakat yang menyebrang tidak menggunakan zebra cross agar lebih aman. Menurut data jembatan JPO di jalan margonda raya hanya dua, yaitu di depan terminal depok, balai kota depok, dan apartemen margo residence.
Kedua, jika tidak jembatan JPO tidak dimungkinkan dalam waktu dekat ini, solusi jangka pendek dapat digunakan fasilitas lampu lalu lintas bagi para penyebrang, seperti contohnya yang ada di stasiun pancasila.

Ketiga, sosialisasi dan penyadaran akan kemanan dan keselamatan di Jalan. Hal ini dianggap perlu karena jalan raya margonda di design untuk ngebut atau kerap yang dikatan Jalan Bebas Hambatan Terkendali. Terutama penyadaran kepada masyarakat sekitar bahwa menyebrang menggunakan JPO lebih aman.
Diharapkan kedepannya fasilitas umum di Jalan Margonda Depok akan lebih baik kedepannya dan jumlah kecelakaan berkurang. Dan semoga, generasi muda tidak berhenti untuk kritis dan mengkaji setiap isu yang beredar di masyarakat demi menjaga keselamatan bersama.
Semoga bermanfaat!

0 komentar